KalamImam Al Haddad, dan gaya hidup orang Tarim. Teuku Muhammad Alkautsar. May 13. 1. Share this post. Kalam Imam Al Haddad, dan gaya hidup orang Tarim. kautsar.substack.com. Antum bisa memaknai kalam Imam Alhaddad dengan banyak bersyukur dengan harta. dan banyak beramal untuk ilmu. Namun, kalau pernah memperhatikan ahlul
home cinta allah menurut ibnul qayim Tausyiah Senin, 30 Mei 2022 - 1415 WIB Seluruh muslim sepakat bahwa cinta kepada Allah adalah suatu kewajiban. Allah berfirman berkenaan dengan orang-orang mukmin Ia mencintai mereka dan mereka mencitaiNya. Tausyiah Jum'at, 09 Desember 2022 - 1527 WIB Takdir manusia sudah ditentukan Allah Subhanahu wa taala, baik takdir yang baik maupun takdir yang bagaimana sikap seorang muslim terhadap ketentuan takdir ini, terutama jika harus mengalami takdir yang buruk? Tausyiah Kamis, 16 Februari 2023 - 0931 WIB Takdir manusia di dunia sudah ditetapkan Allah Subhanahu wa taala, bahkan jauh sebelum ia dilahirkan ke dunia. Ada takdir yang baik, begitu juga ada takdir yang buruk. Tausyiah Rabu, 01 Februari 2023 - 1025 WIB Imam al-Ghazali mengatakan banyak orang mengaku telah mencintai Allah, tetapi masing-masing mesti memeriksa diri sendiri berkenaan dengan kemurnian cinta yang ia miliki. Tausyiah Kamis, 18 Juni 2020 - 0500 WIB Sebenarnyalah, ujar Imam Ghazali, jika kecintaan kepada Allah benar-benar menguasai hati manusia, maka semua cinta kepada yang lain pun akan hilang. Muslimah Rabu, 20 Juli 2022 - 1720 WIB Allah Taala adalah satu-satunya Tuhan yang wajib dijadikan sandaran oleh setiap muslim. Termasuk dalam hal ini adalah ketika seorang hamba mencintai sesuatu. Apa itu cinta karena Allah? Tausyiah Rabu, 06 Juli 2022 - 0515 WIB Muhammad Quraish Shihab mengatakan Allah Maha Esa dan Keesaan-Nya itu mencakup empat macam keesaan 1. Keesaan Zat, 2. Keesaan Sifat, 3. Keesaan Perbuatan, dan 4. Keesaan dalam beribadah kepada-Nya. Tausyiah Sabtu, 04 Februari 2023 - 1258 WIB Boleh jadi ada orang yang menduga bahwa mungkin saja untuk menikmati kebahagiaan di akhirat tanpa mencintai Allah. Ini sudah terlalu jauh tersesat, ujar Imam al-Ghazali. Hikmah Minggu, 28 Agustus 2022 - 1115 WIB Para ulama menyebutkan ada 10 hikmah dan alasan mengapa Allah tidak terlihat oleh manusia di dunia. Berikut beberapa alasan dan hikmahnya. Tausyiah Senin, 13 Februari 2023 - 1447 WIB Keridaan Allah adalah ganjaran kebahagiaan yang tertinggi dan paling agung kepada kaum beriman dan bertakwa. Dan keridaan, Allah itu tidak terpisah dari rahmat atau kasih Allah kepada manusia. Tausyiah Rabu, 17 Juni 2020 - 1053 WIB Tuhan itu satu, menurut Imam Ghazali, tetapi Ia akan terlihat dalam banyak cara yang berbeda, persis sebagaimana suatu obyek tercerminkan dalam berbagai cara oleh berbagai cermin. Hikmah Sabtu, 08 Mei 2021 - 0450 WIB Ciri-ciri Hudzaifah adalah ia sangat anti kemunafikan, dan mampu melihat jejak dan gejalanya walau tersembunyi di tempat-tempat yang jauh sekali pun. Tausyiah Rabu, 26 April 2023 - 1246 WIB Haji Abdul Malik Karim Amrullah yang populer dengan nama penanya Hamka atau Buya Hamka adalah seorang ulama, filsuf, dan sastrawan Indonesia. Menurutnya, puncak tertinggi dari pandangan hidup seorang muslim adalah cinta. Tausyiah Sabtu, 12 September 2020 - 0500 WIB Allah Subhanahu wa Taala tidak memberikan suatu kesempitan baca haram kepada hambanya, melainkan di situ juga dibuka suatu keleluasaan di segi lain. Tips Selasa, 17 Mei 2022 - 0948 WIB Dalam pergaulan kaum muslimin, tentu tidak asing dengan ucapan Masya Allah dan Tabarakallah. Kata tersebut sering kita dengar ketika berbicara dengan teman dalam kehidupan sehari-hari Muslimah Senin, 31 Oktober 2022 - 1321 WIB Saat Allah Subhanahu wa Taala mulai menegur hamba-Nya, itulah momen terbaik hamba. Teguran itu berarti bahwa Allah menunjukkan cinta dan kasih sayang-Nya. Seorang hamba yang berbuat salah kepada Allah, kemudian ditegur dari perbuatan salahnya Allah tunjukkan kesalahannya, agar hamba bertaubat dan kembali pada jalan kebenaran. Hikmah Rabu, 25 Januari 2023 - 2304 WIB Salah satu sifat Allah yang wajib diimani adalah Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan manusia, dan sebaliknya Allah melihat segala penglihatan makhluk-Nya. Muslimah Sabtu, 10 Oktober 2020 - 1759 WIB Mungkin kita sering mendengar ada teman atau sahabat menelikung cinta? Atau ketika orang yang kita cintai justru memilih sahabat sendiri untuk dinikahi? Tentang cinta seperti ini, belajarlah dari sahabat Rasulullah Salman Al Farisi. Muslimah Selasa, 09 Februari 2021 - 0752 WIB Allah Subhanhu wa taala yang mengawasi manusia 24 jam sehari atau setiap detik tanpa ada lengah. Haruskah manusia abai terhadap yang Maha Mengawasi ini? Muslimah Minggu, 12 Juni 2022 - 0515 WIB Banyak ayat-ayat dalam Al-Quran tentang cinta ini. Namun demikian, ada beberapa jenis cinta yang ternyata akan menjerumuskan atau menyeret manusia kepada azab dan neraka. Cinta jenis apakah itu?
- Мեслеሹօջω էτеղишո
- ጨየеношазеֆ ոዙедажов ориጻоሎ
- Угложሢቸ κашебէнυζ ирሴдудр
- ፒ քի у
Dalamsambutan haul Imam Abdulloh Bin Alawy al-Haddad pada 16 Oktober 2010 (Sabtu malam Ahad), habib kita hafidzhulloh, al-Habib Umar bin Muhammad Bin Hafiz Bin Syeikh Abu Bakar
Kata Kata Mutiara Al Habib Abdullah bin Alwi Al Haddad - Beliau yang juga dikenal dengan nama Imam Haddad, adalah seorang ulama besar dan alim yang memiliki keluasan ilmu mendalam dalam segala halnya. Jutaan umat islam memperoleh manfaat darinya bahkan hingga di zaman sekarang ini. Untuk profil dan biografi lengkap mengenai Al Habib Abdullah bin Alwy Al Haddad. Silakan klik link dibawah ini. Baca Profil Biografi Al Habib Abdullah bin Alwi Al Haddad Lengkap Dari keluasan ilmunya muncul banyak sekali kitab kitab yang penuh dengan samudra ilmu didalamnya. Wasiat dan nasehatnya yang penuh hikmah bisa kita temui di kitab karangannya. Kalam dan kata katanya sangat bijak, mencerahkan dan membimbing menuju ridho ilahi. Seolah meluruskan jalan kita menuju kebaikan. Maka dari itu kami kumpulkan mutiara kalam Habib Abdullah Al-Haddad yang penuh hikmah dari berbagai sumber dan referensi. So, langsung saja ini dia kumpulan wasiat, nasehat dan kata kata mutiara Al Habib Abdullah bin Alwi Al Haddad. Kata Kata Mutiara Al Habib Abdullah bin Alwi Al Haddad “Sesungguhnya aku tidak ingin bercakap-cakap dengan masyarakat, aku juga tidak menyukai pembicaraan mereka, dan tidak peduli kepada siapapun dari mereka. Sudah menjadi tabiat dan watakku bahwa aku tidak menyukai kemegahan dan kemasyhuran. Aku lebih suka berkelana di gurun sahara. Itulah keinginanku; itulah yang kudambakan. Namun, aku menahan diri tidak melaksanakan keinginanku agar masyarakat dapat mengambil manfaat dariku.” "Kebanyakan orang, jika tertimpa musibah penyakit atau lainnya, mereka tabah dan sabar; mereka sadar bahwa itu adalah qodho dan qodar Allah SWT. Tetapi jika diganggu orang, mereka sangat marah. Mereka lupa bahwa gangguan-gangguan itu sebenarnya juga qodho dan qodar Allah SWT, mereka lupa bahwa sesungguhnya Allah SWT hendak menguji dan menyucikan jiwa mereka. Rasulullah bersabda “Besarnya pahala tergantung pada beratnya ujian. Jika Allah SWT mencintai suatu kaum, ia akan menguji mereka. Barang siapa ridho, ia akan memperoleh keridhoannya; barang siapa tidak ridho, Allah SWT akan murka kepadanya.” HR Thabrani dan Ibnu Majah “Ajaklah orang awam kepada syariat dengan bahasa syariat; ajaklah ahli syariat kepada tarekat thariqah dengan bahasa tarekat; ajaklah ahli tarekat kepada hakikat haqiqah dengan bahasa hakikat, ajaklah ahli hakikat kepada Al-Haq dengan bahasa Al-Haq, dan ajaklah ahlul Haq kepada Al-Haq dengan bahasa Al-Haq.” Berusahalah mencegah keterlibatan setiap anggota tubuhmu dalam kegiatan bermaksiat atau berdosa. Lebih-lebih lagi dalam hal menjaga dan memelihara lidah dari pembicaraan-pembicaraan yang terlarang atau sia-sia, terutama yang bersifat umpatan atau gunjingan terhadap sesama muslim. Begitu besar dosa ghibah pergunjingan sehingga dinyatakan bahawa dosanya lebih besar daripada dosa perzinaan. "Beramallah sebanyak mungkin dan pilihlah amal yang dapat kamu kerjakan secara berkesinambungan mudawamah . Jangan remehkan satu amal pun yang pernah kau kerjakan. Sebab setelah Imam Ghazali wafat, seseorang bermimpi bertemu dengannya dan bertanya, "Bagaimana Allah swt memperlakukanmu?" "Dia mengampuniku" jawab Imam Ghazali. "Amal apa yang menyebabkan Allah swt mengampunimu?" "Suatu hari, ketika aku sedang menulis, tiba-tiba seekor lalat hinggap di penaku. Kubiarkan ia minum tinta itu hingga puas." Ketahuilah! Amal yang bernilai tinggi adalah amal yang dianggap kecil dan dipandang remeh oleh nafsu. Adapun amal yang dipandang mulia dan bernilai oleh nafsu, pahalanya dapat sirna, baik karena pelakunya, amalnya itu sendiri ataupun karena orang lain yang berada sekitarnya." "di zaman ini kita harus berhati-hati, sebab zaman ini adalah zaman syubhat. Para Ulama menyatakan, tidak sepatutnya seorang yang berilmu bingung membedakan yang baik dan buruk. Sebab, kebaikan dan keburukan adalah dua hal yang sangat jelas, setiap orang dapat membedakannya. Tidak sepatutnya ia menuduh siapa pun dengan keburukan yang belum tentu ada padanya. Sebab dari apa yang kamu ketahui dari saudara-saudaramu adalah berdasarkan prasangka dan dugaan semata-mata. Sedangkan prasangka adalah ucapan-ucapan yang paling banyak mengandung kebohongan. Disamping itu mungkin saja terdapat alasan-alasan pemaafan berkaitan dengan sebahagian keburukan yang diperkirakan seperti itu. Walaupun demikian tidak sepatutnya seseorang membuka pintu pemaafan bagi dirinya sendiri, mengingat hal itu akan membuat hati lebih cenderung kepada mensia-siakan waktu dan terjerumus lebih dalam lagi dalam lembah-lembah syahwat hawa nafsu. Seorang berilmu ketika harus memilih satu diantara dua kebaikan atau dua keburukan, maka dia akan memilih kebaikan yang terbaik dan meninggalkan keburukan yang terburuk. Sebagai contoh, jika ada seseorang ingin melukaimu dengan tongkat atau pisau, dank au tidak dapat menghindarinya, maka terluka oleh tongkat lebih ringan. Atau ada seseorang tidak mampu berjalan, sedangkan kau mampu. Jika kau turun dari hewan tungganganmu dan menyuruhnya naik, maka itu lebih baik daripada engkau boncengkan dia, meskipun kedua-duanya baik. Berdialoglah dengan mereka dengan ucapan-ucapan yang baik yang tidak mengandung pelanggaran atas hak mereka. Ucapkan salam kepada mereka pada bila-bila masa saja kamu bertemu mereka. Bersikaplah selalu rendah hati, lemah lembut dan penuh kasih sayang terhadap mereka. “Dalam segala hal aku selalu mencukupkan diri dengan kemurahan dan karunia Allah SWT. Aku selalu menerima nafkah dari khazanah kedermawanannya.” “Aku tidak pernah melihat ada yang benar-benar memberi, selain Allah SWT. Jika ada seseorang memberiku sesuatu, kebaikannya itu tidak meninggikan kedudukannya di sisiku, karena aku mrnganggap orang itu hanyalah perantara saja,” “Andaikan aku kuasa dan mampu, tentu akan kupenuhi kebutuhan semua kaum faqir miskin. Sebab pada awalnya, agama ini ditegakkan oleh kaum Mukminin yang lemah.” “Dengan sesuap makanan tertolaklah bencana.” Berdoalah bagi mereka yang berbuat dosa agar Allah SWT memberikan kemudahan kepada meraka untuk segera bertaubat. Dan berdoalah bagi mereka yang telah berbuat kebaikan agar Allah SWT menganugerahkan sifat istiqomah atau konsisten dalam melakukan kebaikan-kebaikan sampai akhir hayat. Begitulah keadaan kami di zaman ini. Memilih yang terbaik dari dua kebaikan dan meninggalkan yang terburuk dari dua keburukan merupakan salah satu kaidah agama yang disampaikan oleh para salaf seperti Imam Malik bin Anas dan Ulama lainnya. Semoga Allah swt meridhai mereka semua. Barangsiapa tidak mengetahui akidah ini, maka dia adalah seorang yang bodoh. Jika dia tidak mengetahui kaidah ini dan memandang dirinya sebagai seorang yang berilmu, maka dia adalah seorang yang teramat bodoh. Dia seperti seorang kikir yang merasa dirinya sebagai seorang dermawan. Orang seperti ini adalah orang teramat kikir." "Persahabatan, pertemanan dan pergaulan memiliki pengaruh yang sangat kuat untuk membuat seseorang menjadi baik maupun buruk. Persahabatan dan pergaulan dengan orang-orang shaleh dan berbudi membawa manfaat, sedangkan persahabatan dan pertemanan dengan orang-orang fasik dan durhaka membawa bahaya. Hanya saja manfaat persahabatab dengan orang shaleh atau bahaya pergaulan dengan pendurhaka tersebut terkadang tidak tampak secara langsung, akan tetapi secara bertahap dan setelah berlangsung lama. Rasulullah saw bersabda المرء مع جليسه Seseorang akan bersama teman duduknya. المرء على دين خليله, فلينظر أحدكم من يخالل Seseorang itu akan mengikuti agama sahabatnya, oleh karena itu setiap orang dari kalian hendaknya memperhatikan siapa yang ia jadikan teman. HR. Tirmidzi, Abu Daud dan Ahmad الجليس الصّالح خير من الوحدة والوحدة خير من جليس السّوء Teman duduk yang baik lebih utama daripada menyendiri; danmenyendiri lebih baik daripada bergaul dengan teman yang buruk. "Jika engkau ingin mengetahui ilmu dan amal yang bermanfaat dan penting atau yang paling bermanfaat dan paling penting bagimu, maka bayangkanlah bahwa besok engkau akan mati, kembali kepada Allah swt dan berdiri dihadapan-Nya. Allah swt kemudian menanyakan semua ilmu, amal dan keadaanmu. Setelah itu engkau akan dimasukkan ke Surga atau Neraka. Ilmu dam amal yang engkau anggap lebih utama pada saat membayangkan kematian tersebut adalah ilmu dan amal yang penting dan bermanfaat engkau miliki. Itulah yang seharusnya engkau tekuni dan cari. Sedangkan semua yang engkau anggap tidak bermanfaat dan penting ketika engkau membayangkan kematian tersebut, maka tinggalkanlah. Jangan sibukkan dirimu untuk mencari dan mempelajarinya. Begitu pula dengan semua kegiatan hidup, apa yang engkau anggap penting dan memang harus kau penuhi ketika membayangkan kematian itu, maka jangan kau tinggalkan. Dan apa yang tidak kau butuhkan pada saat itu, maka tinggalkan dan jangan kau kerjakan. Syaikh yang kamil sempurna ialah seorang syaikh yang selalu memberi faedah pada muridnya, dengan kesungguhan dalam perbuatan dan perkataanya, dia memelihara muridnya sewaktu di hadapannya maupun ketika berada jauh daripadanya. Sang Syaikh memelihara muridnya dengan getaran-getaran kalbunya dalam segala hal yang dikerjakan oleh muridnya. Maka paling sangat berbahaya jika Syaikhnya sudah berpaling dari si murid. Dalam hal ini jika seluruh syaikh dan wali-NYA yang lain dari timur sampai ke barat dikumpulkan seluruhnya, untuk mengubah hati syaikhnya, niscaya sia-sia dan tidak akan berhasil, kecuali sang murid sendiri harus berusaha untuk mengubah hati syaikhnya dan minta maaf serta mendapat keridhoannya. Tunjukkan rasa hormat dan penghargaan kepada siapa-siapa yang berperilaku baik, dan upayakanlah agar memaafkan siapa-siapa yang berperilaku buruk. Jika anda menyimpan penuh ta’zhim kepatuhan dan penghormatan setinggi-tingginya terhadap syaikhmu, senantiasa menghargainya, percaya lahir dan batin bersedia mematuhi segala perintahnya, mencontoh akhlaknya, maka itulah tandanya anda sedang mewarisi rahasia-rahasia dari syaikhmu dari syaikhnya dari syaikhnya terus bersambung sampai dari Baginda Nabi Rosulullah SAW, atau sebagian dari rahasia-rahasia tersebut, dan ia terus akan hidup di sisimu sesudah wafatnya syaikhmu, inilah anugrah yang terbesar dari Allah SWT yang dapat menghantarkan kita selamat & bahagia di dalam agama, dunia dan akhirat kelak. Para orang sholeh itu setelah wafat hanya hilang jasadnya saja, pada hakikatnya masih hidup seperti sedia kala malah tambah tajam pandangan bashirohnya dan makin kuat tawajuhnya menghadap kepada Allah. Cintailah mereka apa yang kamu cintai untuk dirimu sendiri, dalam urusan duniawi mahupun ukhrawi, dan tidak menyukai sesuatu yang menimpa mereka sebagaimana kamu tidak menyukai hal itu menimpa dirimu sendiri. Dan jika sampai ke pendengaranmu tentang suatu perbuatan buruk dari seseorang di antara mereka kaum muslimin, sedangkan kamu mampu untuk menasihatinya, maka lakukanlah. Atau jika tidak, jangan sekali-kali menyebutkan tentang keburukannya itu di hadapan orang lain, sehingga dengan demikian kamu telah melakukan dua keburukan sekaligus, yaitu pertama dengan tidak memberikannya nasihat, dan kedua mengucapkan sesuatu yang buruk berkenaan dengan pribadi seorang muslim. "Secara umum, pada awalnya kebaikan itu berat untuk dilakukan, tetapi akhirnya penuh dengan kenikmatan. Orang yang berbuat baik ibarat seorang pendaki gunung terjal. Ia tidak akan merasa tenang sebelum sampai ke keburukan awalnya manis dan akhirnya kelak berat. Orang yang melakukan perbuatan buruk adalah ibarat seorang yang jatuh dari puncak gunung atau atap sebuah rumah. Ia baru merasa akan merasa kesakitan setelah mendarat di tanah." Tuntutlah ilmu dari orang-orang yang benar-benar mewarisi ilmu dari Rosulullah SAW, yang sanad isnadnya silsilah ilmunya sampai Rosulullah terpercaya karena menuntut ilmu agama itu wajib bagi setiap orang Islam baik laki-laki maupun perempuan. Barang siapa meninggalkannya ia akan berdosa. Karena tanpa ilmu agama, amal ibadah akan tertolak, tidak diterima oleh Allah SWT. “Setiap orang yang beramal tanpa dibarengi dengan ilmu pengetahuan tentang amalnya itu maka amalan-amalannya tertolak dan tidak diterima.” Tidak ada di zaman ini abad 12 H yang lebih mudah dan baik daripada Thoriqoh Ba’Alawy yang telah diakui oleh ulama Yaman dan disepakati oleh ulama Haromain dua Tanah Harom – Mekkah Madinah. Thoriqoh Ba’Alawy Alawiyah adalah Thoriqoh Nabawiyah. Thoriqoh Kepemimpinan adalah thoriqoh kami Ba’Alawy, dan ini thoriqoh spesial, dan yang dimaksud thoriqoh kepemimpinan adalah ikut dan tunduk serta pasrahnya seorang murid terhadap jejak langkah guru yang membimbing dan menuntunnya ke jalan Allah, dengan menanggalkan sementara peran akal rasio. Sesungguhnya akal tidak berperan di dalamnya, sebab segala hal disini berdasarkan kasyf penglihatan mata hati. Ikut langkah-langkah ulama salaf ulama terdahulu akan membuahkan kebaikan yang amat besar, walaupun si pengikut bukan tergolong ahlil bathin. Tetapi jika ia serasikan langkahnya dengan ulama salaf, maka ia akan mendapatkan seperti apa yang di dapat oleh mereka para salaf sholihin. Segala permasalahan yang ada itu berlandaskan kejujuran, ada pun orang yang biasa berbohong jika diibaratkan bangunan tidaklah jauh berbeda dengan bangunan di atas air lemah dan mudah runtuh. Jika satu zaman itu rusak, maka wajiblah bagi mereka yang hidup di zaman itu, untuk mengikuti jejak langkah ulama salaf sholihin. Jika tidak mampu menyamakan diri dengan mereka dalam setiap langkah, paling tidak hampir menyamai mereka, sebab setiap orang dalam kehidupan itu harus memiliki panutan imam, sedang orang yang tidak memiliki panutan Imam maka panutannya adalah setan. Telah sesat sekelompok orang sebab buku yang dibacanya, seseorang tidak akan menjadi alim besar kecuali dengan guru yang membimbing dan menuntunnya, bukan dengan buku yang dibacanya. Penghuni kubur dari para Wali Allah berada di sisi Allah. Barang siapa tawajuh kepada mereka, maka mereka spontan datang membantunya. Jika kamu melihat seorang dari Ba’Alawy berjalan di luar Thoriqoh Ba’Alawy maka sesungguhnya maka tiada yang menghalangi dirinya selain kelemahannya sendiri, dan kelemahan itu adakalanya dalam kondisi ekonomi atau hati. Thoriqoh Alawiyyah berdiri atas dasar kemuliaan dan ketakwaan kepada Allah SWT. Barangsiapa yang menjalin hubungan kontak batin dengan kami, maka kami berikan kepadanya segala perhatian kami, kami tidak pernah melepas dan meninggalkannya walaupun dia tinggal jauh dari tempat kami. Tidak ada hak yang lebih besar kecuali haknya seorang guru. Ini wajib di pelihara oleh setiap orang Islam yang ingin selamat dunia akhirat. Sungguh pantas bila seorang guru yang mengajar, walau hanya satu huruf, diberi hadiah seribu dirham sebagai tanda hormat padanya. Sebab guru yang mengajarmu satu huruf yang kamu butuhkan dalam agama, dia ibarat bapakmu dalam agama. Barang siapa ingin anaknya menjadi orang alim, maka dia harus menghormati para ahli fiqih. Dan memberi sedekah pada mereka. Jika ternyata anaknya tidak menjadi alim, maka pasti diantara cucu keturunannya yang akan menjadi orang alim. Seorang murid pencari jalan menuju Allah tidak boleh menyakiti hati gurunya karena belajar dan ilmunya tidak akan diberi berkah. Adakalanya seseorang murid pencari jalan menuju Allah diuji dengan kemiskinan, kepapaan dan kesempitan dalam kehidupan. Maka hendaknya ia bersyukur kepada Allah SWT, disebabkan dengan hal tersebut di atas dan harus beranggapan berprasangka bahwa takdir / kehendak Allah menjadikan anda miskin, papa dan susah serta sempit sebagai sebesar-besarnya kenikmatan karena dunia adalah musuh Allah. Anda harus bersyukur, maka Allah akan mengangkat derajatnya sama dengan para nabi-Nya, para Auliya-Nya dan hamba-hamba yang sholeh. Ketahuilah bahwa rizki itu telah ditentukan dan telah dibagikan oleh Allah SWT. Diantara hamba-hamba-Nya ada yang diluaskan rezekinya dan dilapangkan kehidupannya, dan dikurangkankan rizkinya menurut kebijaksanaan-Nya. Bersifatlah qona’ah cukup atas apa yang ditentukan Allah bagimu. Awas dan waspadalah dengan panjang angan-angan dan harapan tentang kehidupan di dunia, karena dunia akan menariknya untuk mencintai dunia, dan anda akan terikat dengannya sehingga sukar untuk beribadat dan mengasingkan diri untuk menuju jalan akhirat. Peliharalah hatimu masing-masing dari niatan atau bisikan-bisikan hati yang tercela, dan bersihkanlah dari noda-noda akhlak yang buruk. Ada setengah manusia yang tabiatnya suka menganiaya orang, memandang rendah terhadapnya, atau suka mencela dan sebagainya. Jika anda tergolong orang terkena penganiayaan orang maka hendaklah anda bersabar jangan sekali-kali anda membalasnya. Disamping itu, hati anda harus benar-benar bersih dari dengki dan dendam terhadapnya, dan lebih utama lagi jika anda memaafkan orang yang menganiayamu, dan anda doakan supaya Allah memberi petunjuk kepadanya, dan itulah tanda-tanda akhlak serta tingkah laku para Shiddiqin Orang yang Benar. Berusahalah sekuat kemampuanmu dalam menghindari diri dari rasa takut dan butuh serta berharap hak terhadap manusia, karena hal tersebut anda akan dipandang oleh manusia tetapi dipandang hina dalam pandangan Allah SWT, karena orang mukmin itu mulia di sisi Allah SWT, tiada takut pada siapapun selain Allah dan apa yang dicintai-Nya, dan tak pernah mengharapkan sesuatu selain Allah. Saya berpesan hendaknya kamu tidak merasa dirimu lebih baik dari orang lain. Apabila perasaan seperti itu terlintas dalam hatimu, sadarilah segera betapa kamu sudah seringkali melakukan kesalahan-kesalahan di masa lalu. Bagaimanapun juga seorang yang berakal sehat pasti mengetahui bahawa dirinya sendiri penuh dengan berbagai aib dan kesalahan. Maka hendaknya ia menyakini hal itu dan tidak meragukannya sedikitpun. Awas! Jangan sekali-kali anda mentaati syaikh guru itu hanya lahiriah semata, karena ketahuilah bahwa syaikh itu dapat melihat ketaatanmu padanya, di belakangnya anda membantah dan mendurhakai kerena sangkaanmu, anda sangka Allah tidak tahu kelakuanmu, sedangkan syaikhmu itu dekat dengan-Nya. Kalau anda begitu akan mendapatkan kecelakaan, kesempitan dan kebinasaan. Bukankah Allah berjanji kepada barang siapa Aku cintai maka penglihatannya adalah penglihatan-KU, pendengarannya adalah pendengaran-KU, mulutnya adalah mulut-KU, tangannya adalah tangan-KU dan kakinya adalah kaki-KU, barangsiapa memusuhinya atau menyakitinya, maka AKU dan para malaikatKU mengumandangkan perang terhadap dirinya. Jangan sekali-kali datang pada syaikh yang lain melainkan dengan izin syaikhmu. Ketahuilah bahwa sesungguhnya syaikhmu sangat berat hati tentang apa-apa yang baik untukmu, dengan itu janganlah engkau menuduh dan menyangka bahwa dia menyimpan perasaan dengki dan cemburu terhadap dirimu, dan semoga dijauhkan oleh Allah. Karena kamu hanya memandang sesuatu hal dengan pandangan lahiriah belaka bukan pandangan bashiroh mata hati dengan Allah. Awas ! Jangan coba-coba menuntut agar syaikhmu mengeluarkan kelebihannya. Karena jika syaikhmu seorang Ahlillaah orang yang meyakinkan dirinya untuk mengabdi kepada Allah kekasih Allah, maka ia adalah orang-orang yang teramat merahasiakan kebaikannya, menutupi rahasia-rahasia tentang dirinya, dan sangat jauh untuk menonjolkan dirinya dengan karomah-karomah atau perkara-perkara luar biasa kepada orang banyak meskipun ia amat kuasa dan mampu untuk melakukannya serta diizinkan oleh Allah untuk melahirkannya memperlihatkan karomahnya. Itulah Kata Kata Mutiara Al Habib Abdullah bin Alwi Al Haddad. Semua nasehat dan wasiat diatas hanyalah secuil atau kutipan saja dari begitu luasnya ilmu beliau seperti yang tercantum dalam kitab kitabnya. Akhir kata semoga bermanfaat dan menjadikan kita lebih baik lagi. Wallahu a'lam.
Lezatnyacinta kini berubah menjadi lezatnya perih dalam mencintai; sebab apa yang ia harapkan dari kekasihnya agar dapat bertemu dan bersua belum juga terwujud. Potongan bait al-Bushiri ini, mirip dengan apa yang diungkapkan oleh Imam Abdullah bin Alwi Al-Haddad saat beliau sedang dalam perjalanan menuju Madinah Al-Munawwarah:
100% found this document useful 1 vote127 views12 pagesDescriptionbOriginal Titlekalam mutiara imam haddadCopyright© © All Rights ReservedShare this documentDid you find this document useful?100% found this document useful 1 vote127 views12 pagesKalam Mutiara Imam HaddadOriginal Titlekalam mutiara imam haddadJump to Page You are on page 1of 12 You're Reading a Free Preview Pages 6 to 11 are not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.
Allahne tumhare gunah baqshdiye hain, tumhare gunah neki’on me badal diye gaye hain. · Arz e Taibo me Zia pure adab se aana. Husn a tazeem hi me qalb ka taqwa dekha. · Zindagi ke raste Par Muhabbat ke phool ugao Agar nafrat ke kante bechate to anindah, Aane wali apki apni, nasal laho lohaan ho jayegi.
loading...Makam Waliyullah Imam Abdullah Bin Alwi Al Haddad di kompleks pemakaman Zanbal di Tarim, Yaman. Foto/Ist KisahImam Abdullah Bin Alwi Al-Haddad, pengarang Ratib Al-Haddad 1634-1720 layak kita jadikan hikmah. Beliau dikenal sebagai ulama besar di Yaman pada zamannya. Nama lengkap beliau adalah Abdullah bin Alawi bin Muhammad binAli Al-Tarimi Al-Haddad Al-Husaini Al-Yamani. Beliau dilahirkan di Subir, sebuah perkampungan pinggiran Kota Tarim di Wadi Hadhramaut, selatan negeri Yaman pada hari Ahad tanggal 5 Safar 1044 Hijriyah bertepatan 30 Juli 1634. Baca Juga Al-Habib diasuh dan dididik di Kota Tarim ketika beliau berusia umur empat tahun. Beliau pernah terkena penyakit cacar yang mengakibatkan kehilangan penglihatan. Namun, Allah menggantinya dengan mata hati cahaya ilmu dan pengetahuan serta keyakinan dan kewalian. Beliau memiliki dedikasi dan kegigihan untuk menuntut ilmu dari sejumlah besar para ulama di Yaman. Imam Al-Haddad memiliki perawakan badan yang tinggi, berdada bidang, tidak terlalu gempal, berkulit putih, sangat berwibawa dan tidak pula di wajahnya kesan maupun parut cacar. Wajahnya senantiasa menggembirakan orang lain di dalam majelisnya. Apabila beliau gembira dan girang, wajahnya bercahaya. Begitulah Allah memuliakan salah satu aulinya. Ketika berkomunikasi dengan orang lain beliau berbicara menurut kadar akal mereka dan memberi hak sesuai dengan tingkat kedudukan masing-masing. Jika didatangi orang lemah atau fakir miskin, beliau melayaninya dengan penuh yang MengagumkanBerikut sepenggal kisah beliau yang mengagumkan diceritakan oleh Al-Habib Ali Zainal Abidin Al-Kaff. Suatu ketika di bulan Dzulhijjah, seorang anak yang sedikit lemah pemikirannya disuruh menajamkan pisau oleh ayahnya."Nak, berangkatlah untuk menajamkan pisau ini ke Haddad tukang pandai besi untuk menyembelih kurban nanti."Anak ini pun berfikir dimana dia bisa menemukan Haddad. Dia pun ingat tentang haddad yang sering dibicarakan orang-orang. Dia pun berangkat kesana. Setelah sampai, ketika itu Imam Al-Haddad sedang mengisi pengajian, ditunggulah oleh anak itu. Ketika sudah selesai ditemuilah Imam Haddad oleh anak itu. "Apakah engkau Kaddad?" tanya anak itu."Iya, ada perlu apa engkau datang ke sini, Nak?" jawab seseorang yang dipanggil Haddad tadi."Ini ada Salam dari ayahku. Minta ditajamkan pisau ini. Cepat ya. Soalnya mau dibuat menyembelih kurban," ucap sang anak dengan menyerahkan uang bayarnya."Oh baiklah. Besok datanglah lagi kemari untuk mengambilnya."Anak inipun pulang. Sesampainya di rumah ayahnya bertanya,"Mana pisaunya?" "Besok" kata Imam Al-Haddad."Ayahnya pun heran. Mengapa sampai satu hari, tidak langsung dikerjakan. Namun hal itu tidak ditanyakannya keesokan harinya, setelah anak itu pulang mengambil pisau, ayahnya bertanya, "Mana pisaunya?""Ini. Uangnya dikembalikan oleh Haddad. Dia tidak mau dibayar."Ayahnya pun semakin heran dan bertanya "Memangnya dimana tempat Haddad itu?" "Jauuh. Di Alhawi sana." Ayahnya keheranan "Alhawi? Haddad siapa disana?" "Iya haddad di Alhawi.""Haddad di Alhawi? Abdullah bin Alwi Al-Haddad ?"
Risalahini memuat masalah-masalah penting tentang ilmu kalam dengan susunan bahasa yang gampang dipaham. Kami menyusunnya dengan metode tanya jawab. seperti Sema'an al-Qur'an, Dzikir dan Tahlil Bersama, Rotibul Haddad, Jama'ah Yasinan, peringatan Rojabiyyah, Maulid, Nuzulul Quran, dan peringatan hari-hari besar Islam lainnya. Menurut kami
Berbicara cinta, artinya berbicara sesuatu yang tidak akan pernah habis untuk dibahas. Bahkan, sejak zaman Nabi Adam alaihissalâm sampai kelak hari kiamat datang, pembahasan tentang cinta tidak akan selesai. Setiap generasi mempunyai bahasan menarik dan pelik tentangnya. Islam sebagai agama paripurna, juga andil membahas topik ini. Islam mengatur tentang cara bercinta, dan siapa yang layak dicinta. Bahkan, tidak jarang kita temukan jargon, “Islam sebagai agama cinta.” Juga banyak manusia menemukan jati diri dan bangkit, bahkan menemukan bakat yang selamanya terpendam dalam dirinya karema cinta. Meskipun tidak sedikit pula dengan cinta orang justru kehilangan akal sehat dan melakukan berbagai kejahantan yang sangat tidak manusiawi atas nama cinta. Hujjatul Islâm Abu Hamid Muhammad bin Muhammad Al-Ghazali dalam kitab monumentalnya Ihyâ’ Ulûmiddîn menjelaskan satu bab khusus tentang cinta mahabbah. Mulai dari dalil-dalil cinta, hakikat, sebab, dan siapa yang berhak mendapatkan cinta. Dalil-dalil Cinta Dalam Al-Qur’an, banyak ayat yang berbicara cinta. Begitu pun dengan hadist Rasulullah shallallâhu alaihi wasallam, bahkan keimanan paling sempurna adalah iman yang dilandasi cinta. Tanpa cinta, keimanan hanya sebatas nama tanpa makna. Allah berfirman وَالَّذِينَ آمَنُواْ أَشَدُّ حُبًّا لِلهِ Artinya, “Adapun orang-orang yang beriman sangat besar cintanya kepada Allah.” Al-Baqarah 165 Hadist Rasulullah shallallâhu 'alaihi wasallam juga tidak kalah menarik ketika membahas cinta يَا رَسوْلَ اللهِ، مَا الإيْمَانُ؟ قَالَ أَنْ يَكُوْنَ اللهُ وَرَسُوْلهُ أَحَبَّ إلَيْكَ مِمَّا سِوَاهُمَا. رواه أحمد Artinya, “Wahai Rasulullah! Apakah yang dimaksud iman? Rasulullah shallallâhu alaihi wasallam menjawab “Yaitu apabila Allah dan Rasul-Nya lebih Kamu cintai daripada selain keduanya.” HR. Ahmad Dengan cinta, orang akan menjadi istimewa di sisi Pencipta. Tanpa cinta, ia tidak lebih sekadar seorang hamba yang tidak mempunyai nilai lebih di sisi Tuhan. Imam Al-Ghazali menulis kalam hikmah yang disampaikan Syekh Sari As-Saqathi, tokoh sufi pertama kota Baghdad تُدْعَى الْأُمَمُ يَوْمَ القِيَامَةِ بِأَنْبِيَائِهَا عَلَيْهِمُ السَّلاَمُ. فَيُقاَلُ يَا أُمَّةَ مُوسَى وَيَا أُمَّةَ عِيسَى وَيَا أُمَّةَ مُحَمَّدٍ غَيرِ المُحِبِّيْنَ لِلهِ تَعَالَى. فَإِنَّهُم يُنَادُوْنَ يَا أَوْليَاءَ اللهِ هَلُمُّوا إِلىَ الله سُبْحَانَهُ فَتَكَادُ قُلُوبُهُم تَنْخَلِعُ فَرْحًا Artinya, “Kelak di hari kiamat, semua umat akan dipanggil menghadap Allah sesuai dengan nama nabinya. Maka dikatakan Wahai umat Musa, wahai umat Isa, wahai umat Muhammad’, kecuali para pecinta Allah, maka mereka akan dipanggil Wahai kekasih Allah, kemarilah menghadap Allah subhânahu wa ta’âla’. Maka seketika hati mereka hampir terceraiberai karena bahagia sebab panggilan itu.” Abu Hamid Al-Ghazali, Ihyâ’ Ulûmiddîn, [Bairut, Dârul Ma’rifah, 2010], juz IV, halaman 295. Menyimak penjelasan di atas, cinta menjadi salah satu hal penting dalam Islam. Dengannya, orang akan mempunyai nilai keimanan yang lebih di sisi Tuhan. Seolah, cinta menjadi kewajiban secara tersirat yang hanya dirasakan oleh orang-orang yang sudah mempunyai keimanan secara mantap. Bagaimana tidak, dengan cinta nilai ibadah dan ketaatan seseorang akan semakin sempurna, sedangkan ketaatan merupakan salah satu cabang dari cinta itu sendiri. Tentu, untuk bisa melakukan ketaatan secara sempurna harus melalui cinta terlebih dahulu. Lantas apakah yang dimaksud cinta? Hakikat Cinta dan Klasifikasinya Menurut Imam Al-Ghazali, yang perlu dipahami sebelum membahas hakikat cinta adalah pengetahuan dan penemuan Si Pencinta. Menurutnya, cinta tidak akan tergambar, atau minimal tidak akan ada dalam sosok seseorang jika ia tidak mengetahui pada sosok yang ingin dicinta. Karenanya, semua benda benda mati tidak bisa dikatakan sebagai pecinta, karena tidak memiliki indra untuk menemukan apa pun yang layak untuk dicinta. Pengetahuan dan penemuan menjadi proses penting untuk menemukan cinta secara hakiki. Tentu nilai cinta tidak akan sama antara satu dengan lainnya, semua tergantung seberapa besar pengetahuan dan penemuannya dalam pengembaraan Si Pencinta menemukan hakikat cinta dan kepada siapa akan mencinta. Rumusnya menurut Al-Ghazali, setiap hal yang ketika menemukannya merasa nyaman dan tenang maka ia akan dicinta mahbûb. Pun setiap sesuatu ketika menemukannya merasa tersakiti dan bingung maka ia akan dibenci mabghûd. Dan setiap sesuatu yang sama sekali tidak berdampak bahagia dan luka, tidak bisa dianggap sebagai sesuatu yang dicinta maupun dibenci. Karenanya, definisi yang ditawarkan Al-Ghazali adalah الحُبُّ عِبارَةٌ عَنْ مَيْلِ الطَّبْعِ إِلىَ الشَّيْءِ المُلَذِّ Artinya, “Cinta adalah ungkapan dari ketertarikan watak terhadap sesuatu yang dianggap lezat.” Al-Ghazali, Ihyâ’ Ulûmiddîn, juz IV, halaman 296. Juga penting dipahami, jika kadar cinta sesuai dengan pengetahuan dan penemuan Si Pencinta, tentu akan menjadikan nilai cinta menjadi berbeda. Misalnya, mata akan senang dengan melihat sesuatu yang indah, telinga akan senang ketika mendengar lagu-lagu yang baik dan irama yang tersusun dan rapi, hidung akan senang ketika mencium bau-bau harum, indra perasa akan senang ketika memakan setiap makanan yang enak dan lezat. Begitulah rumus cinta yang disampaikan Al-Ghazali. Seolah ia hendak mengatakan, cinta itu universal. Tidak selalu tentang materi, akan tetapi nilai cinta sesuai dengan posisi masing-masing. Imam Al-Ghazali memposisikan cinta sebagai sesuatu yang memaksa. Tidak heran jika para pecinta membahasakannya sebagai sesuatu yang datang tanpa diundang. Al-Ghazali menyatakan اِنَّ حُبَّ القَلْبِ لِلمُحْسِنِ اِضْطِرَارًا لاَ يُسْتَطَاعُ دَفْعُهُ وَهُوَ جُبْلَةٌ وَفِطْرَةٌ لَا سَبيْلَ إِلَى تَغْيِيرِهَا Artinya, “Sungguh kecintaan hati orang yang berbuat baik merupakan sesuatu yang bersifat pasti, tidak bisa ditolak. Itu merupakan watak dan naluri yang tidak bisa diubah.” Al-Ghazali, Ihyâ’ Ulûmiddîn, juz IV, halaman 298. Imam Al-Ghazali membagi cinta menjadi lima kategori. Pertama, cinta kepada diri, kesempurnaan dan keberadaannya. Kedua, cinta kepada setiap orang yang berbuat baik kepadanya. Ketiga, cinta kepada orang-orang yang selalu berbuat baik kepada orang lain, meski kebaikan itu tidak diperbuat untuknya. Keempat, cinta pada setiap sesuatu secara materi, seperti kecantikan, ketampanan, etika baik, ucapan lemah lembut dan lainnya. Kelima, kecintaan yang disebabkan satu frekuensi yang terjalin dalam diri masing-masing orang yang saling mencinta. Lima pembagian kategori di atas berdasarkan sebab-sebab cinta yang kerap kali terjadi pada manusia. Tentu jika lima sebab tersebut dimiliki oleh seseorang, maka secara pasti akan menjadi orang yang sangat dicinta. Contohnya, jika orang mempunyai anak dengan wajah tampan/cantik, baik etikanya, sempurna ilmunya, baik perangainya, berbuat baik pada orang lain, dan berlaku baik pada kedua orang tuanya, sudah tentu ia akan menjadi anak yang sangat dicinta oleh kedua orang tuanya. Yang Berhak Dicinta Sebagaimana disebutkan pada ayat dan hadits di awal tulisan, cinta merupakan hal penting dalam Islam. Dengan cinta orang akan lebih semangat dan ikhlas untuk melakukan setiap sesuatu yang disenangi oleh yang dicinta. Dengan cinta pula, ia tidak lagi bertanya mengapa dan kenapa, karena semuanya dilakukan atas dasar cinta yang sudah melebihi segalanya. Karenanya, seharusnya cinta diberikan pada pihak yang memang berhak mendapatkan cinta dan layak untuk dicinta. Siapakah dia? Menurut Imam Al-Ghazali, tidak ada yang berhak untuk dicinta kecuali Allah Ta’ala. Jika ada seorang hamba meletakkan cintanya kepada selain Allah, itu menunjukkan bahwa cintanya muncul karena kebodohan dan sempitnya pengetahuan terhadap Allah. Jika ia benar-benar mengetahui sifat-sifat Allah, tentu ia tidak akan memperdulikan manusia dan fokus mencintai Allah Dzat Yang Mahakuasa. Namun demikian, mencintai Allah artinya juga harus mencintai Rasulullah shallallâhu alaihi wasallam, ulama, orang-orang bertakwa dan para kekasih Allah. Kenapa demikian? Al-Ghazali menjelaskan لِأَنَّ مَحْبُوبَ المَحْبُوْبِ مَحْبُوْبٌ وَرَسُوْلَ المَحْبُوْبِ مَحْبُوبٌ وَمُحِبُّ المَحْبُوبِ مَحْبُوبٌ Artinya, “Karena sesuatu yang dicintai oleh kekasih adalah seperti kekasih, utusan kekasih adalah seperti kekasih, dan pecinta kekasih adalah seperti kekasih pula.” Al-Ghazali, Ihyâ’ Ulûmiddîn, juz IV, halaman h. h. 301. Melihat penjelasan ini kita temukan bahwa hakikatnya tidak ada kekasih kecuali Allah. Tidak ada yang berhak untuk dicinta selain Allah. Yang paling layak dan paling sempurna memenuhi lima kategori cinta di atas hanyalah Allah, bukan lainnya. Selain Allah mungkin hanya memiliki salah satunya, sedangkan Allah mempunyai keseluruhannya. Tentu, jika orang masih memberikan cinta kepada selain Allah, disebabkan dangkalnya pengetahuan kepada-Nya. Wallâhu a’lam. Sunnatullah, Pengajar di Pondok Pesantren Al Hikmah Darussalam Kokop Bangkalan Jawa Timur.
Temanterbaik sepanjang waktu adalah buku. Kami hanya menjual buku ORIGINAL. Temukan Penawaran Terbaik Hanya di Teman Terbaik Online.
a Makna kalimat tauhid laailaaha illalloh. Laailaaha illalloh adalah kalimat yang terdiri dari 4 kata, yaitu : laa, ilaha, illa, Allah. Adapun secara bahasa bisa kita uraikan secara ringkas sebagai berikut: 1. Laa adalah nafiyah lil jins (Meniadakan keberadaan semua jenis kata benda yang datang setelahnya).
2DOlgA. pdxyy93me6.pages.dev/48pdxyy93me6.pages.dev/377pdxyy93me6.pages.dev/369pdxyy93me6.pages.dev/323pdxyy93me6.pages.dev/224pdxyy93me6.pages.dev/351pdxyy93me6.pages.dev/313pdxyy93me6.pages.dev/81pdxyy93me6.pages.dev/229
kalam imam haddad tentang cinta